Cerita Senja
"Wah, senja....." ucap seseorang. Wajahnya terlihat ceria, kontras dengan cuaca hari ini.
Ia melirik arlojinya, lalu kepalanya menengadah melihat langit.
Jangan berharap warna jingga menghiasi langit senjamu hari ini.
Lihat, justru warna kelabu yang menaungi.
Ia merogoh saku celananya, mengambil handphone. Selang beberapa saat, benda itu sudah menempel di telinga kanannya.
Lalu gerimis pun turun.
Kemudian menjadi hujan yang deras.
"Hei, kapan kau datang? Sudah cukup lama aku menunggu disini." suaranya terdengar begitu bersemangat.
"Ah, begitu..." ucapnya lesu.
Duduklah disini jika kau lelah berdiri menunggu.
Di bangku putih dekat jendela yang permukaan kacanya mulai dipenuhi uap air hujan.
Ia mendongak sekali lagi. Hujan deras masih menyirami kota.
"Haruskah aku kesana?"
Jangan pernah berpikir untuk menerobos hujaman air yang menyentuh tanah itu.
Setidaknya ragamu tidak akan basah, ketika mungkin jiwamu mulai menggigil lantaran angin yang menyertai hujan.
Ia menjejalkan kembali handphonenya ke saku celana, lalu berjalan mendekati bangku panjang yang terletak tak jauh dari tempatnya berdiri. Duduk di samping seseorang yang terlihat sibuk melamun.
"Bodoh." gumamnya perlahan.
Kini raut wajahnya seperti senja hari ini.
Tunggulah.
Mungkin langit senjamu esok berwarna jingga.
Tags:
Fiction
0 komentar